Senin, 22 Juni 2015

sajak kesunyian malam

Sajak kesunyian malam

Malam adalah firman yang mengugurkan nestapa
Ketika aq menemuimu dalam keheningan
Ditepi laut aq berdiskusi dengan desiran ombak
Memikirkan tentangmu dan memikirkan tentangku
Memikirkan tentangmu yg menjamur dalam naluriku
bagaikan jiwaku yang mabuk ketika memaknaimu dalam galaknya angin malam,

Duduk bersilah dengan jiwaku yang hampa
memasuki alunan semesta yang tertiup bersama angin.
Memikirkan tentang aku yang bertuan kepada sepi
Memikirkan tentang rasa yang memainkan logikaku
Tentang cakrawala wajahmu yang mulai disapu gelombang malam

Aku yang bertanya
Pada kesendirianku malam ini
Pada teriakan ombak yang menampar naluriku
Pada pundak kesunyian yang mencekal batinku
Apakah kamu adalah pertanyaan yang tak mempunyai jawaban dalam hidupku.?

Wahai desiran angin kesunyian
Sampaikanlah berita tentang rasaku yang semakin menjadi
Sampaikanlah kepada semesta
Tentang sang aku yang dihujam pertanyaan
Sampaikan pula tentang teka teki dirinya yang tak terjawab

Sambil menyelami rinduku bersama malam
Kesendirianku menjelma menjadi sabda untuk diriku
Menjadi sabda untuk rasaku
Bahwa kamu tetap sebagai pertanyaan yang hampa
Kamu tetap sebagai mesteri yang tak mampu kuselami
Dan aku tetap sebagai sepi yang mabuk dalam kesepian
Tetap sebagai pertanyaan yang bertanya

Berlalulah Wahai kau sang rindu
Berlalulah bersama pertanyaan pertanyaanku
Dan seketika aku akan terbangun menemui wajahku esok pagi
tanpa senyummu
dan tanpa pertanyaan pertanyaanku tentangmu.

Wassalam
Paris 03:30.
11-05-15

Bimaku

Bimaku..

Surga dimana kamu akan menemukan tariannya para dewa
Menyapamu dengan kata-kata para sufi
Lewat babat yg disampaikan oleh guru kepada muridnya ketika mendiskusikan tentang hakikat kehidupan
Aku mungkin bisa melupakan bagaimana esensi diriku
Melupakan setiap kata yang aku ucap
Dan setiap ruang yg aku cumbui bersamamu
Tapi memaknaimu menjadi jawaban dari setiap pencarianku akan kebenaran

Bimaku yg perkasa
Kamu bisu dan lugu memang
Tapi kamu menjadi jalan bagi para pengembara
Menjadi ruang dan waktu dlm pertapaanku akan hidup
Bagaimana mungkin mereka menganggapmu murid
Kalau sebenarnya kamu adalah guru ketika aku maknaimu
Kamu bertahta sebagai kaisar ketika aku bersujud.
Begitulah kamu yg aku simpan sebagai katalog pribadiku
agar kamu menjadi kebenaran dlm bijakanku terhadap keadaan.

Bimaku syurganya para pengembara.

sahadat penyatuan.

ahadat penyatuan

Kami bukanlah sesuatu yang istimewa
Seperti Yang dikisahkan para leluhur dalam bab kejadian
Kamu juga bukanlah sesuatu yang sederhana
Tapi setidaknya kami adalah makna dari kesempurnaan
Karena dia bisa dalam keberadaannya menjadi ada dan tiada

Luka adalah sajak bagi jiwa ketika kamu kesepian
Dan bahagia adalah syair bagi sukma ketika kamu ingat
Aku mencari-Mu sampai dirumah buyungku dimasa lalu
Mencari aku yang kesepian akan makna
Menemukan aku yang kesepian akan diriku

Kami hanya generasi yang kaku
Yang hanya menyakini ketidakpastian
Sadangkan ibrahim
Berapa langkah yang ditempuh
Ketika Kamu mengajarinya akan hakikat
Padahal Kamu ada bahkan dalam ketiadaan

Kami tidak mengerti akan semboyang kebaikan
Yang bergantung di dedauan
Yang jatuh bersama hujan
Yang dipasang di iklan-iklan kehidupan
Yang diatasnamakan oleh kebaikan maupun keburukan

Aku tidak mengerti akan perbedaan
Tapi kami menyakini dia kebenaran
Ketika siang yang digantikan oleh malam
Dan ketika mereka tidak menyalahkan satu sama lain

Bahasa semesta adalah bahasa makrifat
Dia hanya bisa dibaca oleh cinta yang memiliki cinta
Oleh akal yang memiliki akal
Dan Oleh jiwa yang meiliki jiwa
Aku yang begitu sangat kerdil
Melihat bahasa dari setiap kejadian
Yang dikatakan oleh daun ketika dihembus oleh angin
Yang dikatakn oleh tanah ketika daun jatuh menyapanya
Yang dikatakan oleh ombak ketika di bernyanyi
Yang dikatakan oleh kematian ketika dia dalam kehidupan
Dan dikatakannya kepada ciptaan ketika dia mencipta
Menyatulah dengan cipta-Mu

Karena makna itu ada dalam makna cipta-Nya
Ketika bintang bercahaya tampa siang dan malam
Begitu kebingungan akal menerima
Karena perputaran hanya ilusi dalam kemungkinan-kemungkian
Sedangkan penciptaan adalah kemungkinan yang pasti
Pasti dengan kepastian
Dan berakhir dengan pasti pula

Akan aku tutup dengan keraguan yang sebenarnya
Tantang perlunya sebuah pencarian
Yang akan berakhir dengan kebenaran
Aku bersaksi bahwa aku adalah keburukan
Aku juga bersaksi bahwa aku adalah kebaikan
Sedangkan kebaikan dan keburukan adalah kesempurnaan
…….22:17 09/04/15…..

Ma...

Ma.
Bagaimana keadaan gubuk makna Mu?
Apakah dia masih rapi seperti waktu itu?
Apakah Kamu ingin mengeluhkan tentang sesuatu ma?
Ceritalah,
Burung gagak yg kau pelihara dulu
Yg kau ajarkan tentang hidup yg hidup
Kini Liar dan tak tau pulang
Memenjarakan hidupnya seperti yg diajarkan pengetahuan
Bagaikan perahu tampa arah mata angin
Memasuki sudut-sudut kehidupan karena ingin terlihat berkuasa
Ingin Terlihat bagai ksartia yg gugup dlm hal percintaan
Namun sebanarnya Dia lelah ma..
Ceritalah,
Jangan takut karena usia mengalahkan semangatmu
Karena Kamu tetap anggun bahkan seribu tahun lagi
Kamu bukan cleopatra
Atau dewi durga
Tapi Kecantikanmu menjadi lagu bagi semesta
Menjadi kata yg dirangkaikan oleh para pujangga.
Apakah kamu takut mereka menertawakan gubuk mu?
Karena burung gagakmu sudah liar dan hina
Tapi Ingatlah ma,
Aku mungkin bisa lupa terhadap diriku sendiri
Tapi bagaimana mungkin aku lupa tentang wajahmu yg cantik.
Iya ma,
bagaimana mungkin,
Bagaimana mungkin aku malu mengingatmu
Bagaimana mungkin pula kata-katamu kalah pada kicauan para penyair
Karena sesungguhnya,
Meskipun setiap atom dalam hidupku terangkai menjadi sabda,
Kamu tetap istimewa dan tak terduga,
kamu tetap ibu bagi semesta.
Kamu tidak sendirian ma,
Bicaralah tentang sesuatu,
Biarkan setiap keringatmu berfirman,
bahasamu adalah bahasa syurga
para ksatria langit berguru padamu
Karena kamu adlh ibu bagi setiap zaman
Dan ibu bagi syair-syairku.
Apa yg kamu takutkan,
Bicaralah ma
meskipun itu tentang duka mu,
aku khawatir kamu bersedih
karena kesedihanmu adalah derita bagi setiap ciptaan
Aku akhiri ya ma,
yg jelas sajak ini tdk bisa mewakili makna mu, tapi saja ini sudah hidup
Umurnya akan lebih panjanh dari umurku
dan kamu telah hidup dalam syair-syairku.. wassalam.
03/05/15 ( sudut sukma )

Ma...

Ma.
Bagaimana keadaan gubuk makna Mu?
Apakah dia masih rapi seperti waktu itu?
Apakah Kamu ingin mengeluhkan tentang sesuatu ma?
Ceritalah,
Burung gagak yg kau pelihara dulu
Yg kau ajarkan tentang hidup yg hidup
Kini Liar dan tak tau pulang
Memenjarakan hidupnya seperti yg diajarkan pengetahuan
Bagaikan perahu tampa arah mata angin
Memasuki sudut-sudut kehidupan karena ingin terlihat berkuasa
Ingin Terlihat bagai ksartia yg gugup dlm hal percintaan
Namun sebanarnya Dia lelah ma..
Ceritalah,
Jangan takut karena usia mengalahkan semangatmu
Karena Kamu tetap anggun bahkan seribu tahun lagi
Kamu bukan cleopatra
Atau dewi durga
Tapi Kecantikanmu menjadi lagu bagi semesta
Menjadi kata yg dirangkaikan oleh para pujangga.
Apakah kamu takut mereka menertawakan gubuk mu?
Karena burung gagakmu sudah liar dan hina
Tapi Ingatlah ma,
Aku mungkin bisa lupa terhadap diriku sendiri
Tapi bagaimana mungkin aku lupa tentang wajahmu yg cantik.
Iya ma,
bagaimana mungkin,
Bagaimana mungkin aku malu mengingatmu
Bagaimana mungkin pula kata-katamu kalah pada kicauan para penyair
Karena sesungguhnya,
Meskipun setiap atom dalam hidupku terangkai menjadi sabda,
Kamu tetap istimewa dan tak terduga,
kamu tetap ibu bagi semesta.
Kamu tidak sendirian ma,
Bicaralah tentang sesuatu,
Biarkan setiap keringatmu berfirman,
bahasamu adalah bahasa syurga
para ksatria langit berguru padamu
Karena kamu adlh ibu bagi setiap zaman
Dan ibu bagi syair-syairku.
Apa yg kamu takutkan,
Bicaralah ma
meskipun itu tentang duka mu,
aku khawatir kamu bersedih
karena kesedihanmu adalah derita bagi setiap ciptaan
Aku akhiri ya ma,
yg jelas sajak ini tdk bisa mewakili makna mu, tapi saja ini sudah hidup
Umurnya akan lebih panjanh dari umurku
dan kamu telah hidup dalam syair-syairku.. wassalam.
03/05/15 ( sudut sukma )