Senin, 22 Juni 2015

Ma...

Ma.
Bagaimana keadaan gubuk makna Mu?
Apakah dia masih rapi seperti waktu itu?
Apakah Kamu ingin mengeluhkan tentang sesuatu ma?
Ceritalah,
Burung gagak yg kau pelihara dulu
Yg kau ajarkan tentang hidup yg hidup
Kini Liar dan tak tau pulang
Memenjarakan hidupnya seperti yg diajarkan pengetahuan
Bagaikan perahu tampa arah mata angin
Memasuki sudut-sudut kehidupan karena ingin terlihat berkuasa
Ingin Terlihat bagai ksartia yg gugup dlm hal percintaan
Namun sebanarnya Dia lelah ma..
Ceritalah,
Jangan takut karena usia mengalahkan semangatmu
Karena Kamu tetap anggun bahkan seribu tahun lagi
Kamu bukan cleopatra
Atau dewi durga
Tapi Kecantikanmu menjadi lagu bagi semesta
Menjadi kata yg dirangkaikan oleh para pujangga.
Apakah kamu takut mereka menertawakan gubuk mu?
Karena burung gagakmu sudah liar dan hina
Tapi Ingatlah ma,
Aku mungkin bisa lupa terhadap diriku sendiri
Tapi bagaimana mungkin aku lupa tentang wajahmu yg cantik.
Iya ma,
bagaimana mungkin,
Bagaimana mungkin aku malu mengingatmu
Bagaimana mungkin pula kata-katamu kalah pada kicauan para penyair
Karena sesungguhnya,
Meskipun setiap atom dalam hidupku terangkai menjadi sabda,
Kamu tetap istimewa dan tak terduga,
kamu tetap ibu bagi semesta.
Kamu tidak sendirian ma,
Bicaralah tentang sesuatu,
Biarkan setiap keringatmu berfirman,
bahasamu adalah bahasa syurga
para ksatria langit berguru padamu
Karena kamu adlh ibu bagi setiap zaman
Dan ibu bagi syair-syairku.
Apa yg kamu takutkan,
Bicaralah ma
meskipun itu tentang duka mu,
aku khawatir kamu bersedih
karena kesedihanmu adalah derita bagi setiap ciptaan
Aku akhiri ya ma,
yg jelas sajak ini tdk bisa mewakili makna mu, tapi saja ini sudah hidup
Umurnya akan lebih panjanh dari umurku
dan kamu telah hidup dalam syair-syairku.. wassalam.
03/05/15 ( sudut sukma )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar