Sabtu, 02 Agustus 2014

Wanita Bunting yang Terbuang

Senja dipagi ini terlihat berbeda,
angin berlalu tampa kesan,
membawa aroma bau badanmu yang lelah,
waktu memaknaimu sebagai rahim adam,
mereka memaknaimu sebagi benalu.

pertapaan panjang dalam sejarah nafasmu,
perjalanan yang membuatmu tegar,
pisau belati kehidupan yang mencekam,
cemo'oh berbusa yang slalu bernada,
tak surut langkah itu tetaap mencari,
akan makna yang tersembunyi di perut kehidupan.

wahai wanita bunting yang terbuang,
berdiri tegaklah menghadap cakrawala,
kesepian dan hinaan adalah alasan,
mengemgam matahari menjadi keharusan,
dan semesta ada karena ketidaksatuan.

Wahai wanita bunting yang terbuang,
jangan takut,
semuanya sama,
berawal dari sebuah harapan,
hidup dari keringat sang bumi,
bertahan karena air mata sang langit,
bertapa dalam satu cinta yang agung.

wahai wanita bunting yang terbuang,
tetaplah bertahan,
karena waktu tidak pernah menyembunyikan kebenaran,
meski mereka meludah diatas air matamu,
kamu tetaplah istimewa dimata para penyair,
dimata para politisi,
dan negarawan.

wahai wanita bunting yang terbuang,
cengkrama hidup memang sukar,
ada yg berlalu dan menertawakanmu,
ada yang mengagumimu,
ada pula yang menjualmu di emperan pasar,
tapi kamu harus kuat.

wahai wanita bunting yang terbuang,
kau menangisi semuanya,
dan sesalpun turut menjadi teman,
tapi aku tau,
kau  tegar bagaikan baja,
menyelimuti diri dengan air mata,
bermanis muka di depan sampah kehidupan,
bertutur sahaja di lorong jalan raya,
begitulah kau bertahan hidup.

wahai wanita bunting yang terbuang,
ingatlah,
siang akan berlalu,
malam akan berlalu,
perputaran hidup berjalan semestinya,
tapi satu yang tetap,
mimpi dan harapan.

jika mimpi dan harapan menjadi api,
siap-siaplah merebut cakrawala,
rembulan ditangan kiri,
matahri ditangan kanan,
dan cinta menjadi syair hidupmu.

wahai wanita bunting yang terbuang,
sebarapapun mereka memaknaimu,
kalau mereka tidak bersujud di air matamu,
mereka tidak akan mengerti duka itu,
tidak akan mengerti kewajaran itu,
dan kamu tetap menjadi petaka.

kesucian adalah misteri Tuhan,
mereka menertawakanmu,
sebenarnya mereka menertawakan hidup mereka,
mereka membencimu,
sebenarnya mereka membenci hidup mereka.

wahai wanita bunting yang terbuang,
tetaplah terjaga dan jangan tidur,
karena srigala-srigala kehidupan terus memangsa,
mintalah senjata dari syurga,
ciumilah sudut makna mu,
agar kau tetap menjadi ksatria dalam setiap peradaban.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar