Minggu, 15 Februari 2015

Sajak yang terputus.

Aku malu mengatakan diriku seniman,
karena setiap tangan, kaki, mulut, telinga, dan hatiku bermakna pada kemungkaran dan kemunafikan.
Aku malu mengatakan diriku penyair,
karena setiap sajak yg aku tulis hanyalah tentang amarah dan dendam.
Aku malu mengatakan diri adalah Aku,
Karena setiap bukti yang terlihat adalah mereka.
 

Aku malu untuk bernafas,
Karena hanya asap2 penindasan yang terhembus,
Aku malu terhadap makna ku,
Karena semua masih tertutup dengan kegelapan.

Aku malu mengatakan perlawanan,
karena hasratku adalah hasrat penguasa,
aku malu untuk merubah,
karena teriakanku adalah kebohongan,

aku malu melarang mereka bertengkar,
karena diriku saja masih bertengkar dengan amarah.
Aku malu terhadap yg ku tahu,
karena yang ku tahu itu hanyalah untuk menindas.
aku malu untuk menyampaikannya,
karena yg ku sampaikan masih bernilai ganti rugi semata.
Pertapaan sukma di senja kehidupan.
perjalan ke timur 260115." Buku perjalan hlm 20".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar