Sabtu, 29 November 2014

KETAKUTAN

Aku gemetaran,
Jiwaku ketakutan,
Bagaikan badai Melanda sadarku disetiap sudut kamar,...
Lampu rumah bagaikan bara dilautan kematian,
Memenjara dan membungkam kata damai hidupku,
Keringatku berjatuhan bagaikan bebatuan,
Keteganganku memuncak,
Amarah berdetak mengalahkan pusar kehidupan,
Aku semakin menjadi,
Dan tak terkendali,
Mungkin iya aku tersesat.?



Menatap lepas tapi berbenturan dengan kabut tebal,
Merayap dilorong semakin menjadi gelap tak menentu,
Aku bertanya,
Apa ini awal atau sebuah akhir,
Pertanyaanku melawan arus samudra,
Kemudian melemah dan runtuh seketika,
Kembali menatap lepas,
Badai kehidupan menundukkan pandanganku,
Beri aku sesuatu,
Mungkin sebagai jawaban ataupun hanya sekedar ocehan,
Aku hilang.


Katakutan di setiap perpisahan waktu,
Menjauh dari kata damai,
Dingin dan panas menyatu,
Bersatu dengan kegelisahan,
Bukankah itu suatu ketakutakun.?
Mungkin iya,
Karena ini rasa yang tak berwujud,
Dan kata-kata tak mampu menjelaskan semuanya.
Ada jalan,
Dimana jalan nya,
Atau mau kemana aku,
Bertujuan,
Aku tak punya tujuan,





Semua berkata dan menyatu,
Ketakutan semakin menjadi dan memuncak,
Apa ini kehidupan.?
Wahai para pandawa semesta,
Ksatria bulan dan bintang,
Gunung-gunung melatus,
Air laut menyurut,
Pujangga masa silam,
Pangeran berkuda,
Prajurit alam baka,
Bantu dan beri jawaban,
Aku ketakutan dan bertanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar