Kamis, 21 Agustus 2014

Titik Akhir

ketika nada telah sudi untuk beralun,
Senandung makna bersujud pada kekasihnya,
gelombang sinar fajar meluapkan do'anya,
pelita semesta malam meniduri kesunyian,
angkuh tunduk pada pertapaan yang sempurna.

jangan bicara soal siapa yang benar ataupun salah,
bicaralah tentang kemanusiaan,
karena benar dan salah adalah kutukkan,
kutukkan terhadap kewajaran,
Kutukan terhadap kenyataan,
Juga Kutukan terhadap warna kehidupan,
dan akhirnya melahirkan penindasan,
sedangkan bicara kemanusiaan,
Bicara tentang martabat dan kehormatan.

menciumi pundak siang dan malam,
sembari menerawang perbatasan kehidupan dan kematian,
lagu sederhana mulai terlantun,
bersama kata yang terucap,
kebisuan yang menyapa,
negeri para raja yang terlupa,
kecupan-kecupan masa silam yang mesrah.

kenapa mesti meragukan kebenaran,
Kalau kebenaran adalah akar semesta,
meski dipotong dia akan tetap tumbuh dan ada,
dia akan hidup disetiap perut seorang ibu,
diselangkangan zaman,
dipergantian siang dan malam,
dan dia akan tetap benar meski dia tidak benar,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar