Kamis, 31 Juli 2014

Rayuan Semesta

Kau yang terlihat dibalik cakrawala,
Mempesona dan menari di semesta,
Tersenyum sederhana meski angin menerpa,
Terlihat jelas keringat api yang bercucur diwajahmu.

Baju putih yang kau tanggalkan ditubuhmu,
Menebarkan aroma kasturi dari syurga,
Sepatu permata yang kau ikatkan di kakimu,
Bagaikan alunan kewibawaan yg merona.

Bagaimana aku bisa beranjak,
kalau waktu slalu menuntunku mengingat mu,
Meski aku sedang bersama gadis sebrang,
Tapi sukma mu terpenjara dlm kalbu ku.

Kedua partikel Tuhan menyatu dan bernyanyi,
Aku tidak mungkin memberontak terdapat rahmat itu,
Walau terkadang waktu sangat sinis menyapaku,
Meskipun beribu mantra kebencian merayuku.
Aku tetap melayangkan sajak kepada sang malam.

Ahhh..
Kewajaran bertutur,
Kesahajaan dlam bertingkah,
Kemanjaan yang terbungkus kewibawaan,
Pesona ayu yang semerbak,
Membuat sekumtum mawar layu bersanding dengan mu.

Aku hanya bisa tersenyum dan tersipu,
Saat rambut mu bergurai,
Kau yg sllu membunuh sadar ku,
Mengingatmu adalah keharusan,
Menafsirkanmu adalah kebenaran.

kehidupan adalah awal,
Dan kematian adalah awal,
aku memaknai mu sebagai awal dari kehidupan dan kematianku.

Semoga saja kau tidak tuli.
.. Rayuan semesta...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar