Dipergantian siang dan malam Engkau memanggil ku,
Entah dalam suka maupun duka,
Meskipun kebingungan melanda,
Kau tetap menjadi alasan semuanya berawal,
Engkau yang gemar membaca,
gemar menganalisa,
dan gemar membaca puisi,
Perkataan-mu adalah kerumitan bagi nalarku,
tapi sebenanrnya itu kehidupan.
Aku bisa terlelap dengan ribuan anggur di atas meja,
Tapi aku akan slalu terjaga ketika mengingat-Mu,
Engkau lebih besar dari pada diriku,
Lebih mengerti tentang aku daripada diriku,
Memahami apa yang ku mau daripada inginku,
Mencintaiku lebih dari cintaku,
Engkau adalah jawaban dalam pertanyaan.
Meski aku lupa akan semesta ini,
Tapi Bagaimana mungkin aku tak ingat,
Kau yang mengajariku bagaimana menaiki perahu,
Bernyanyi tentang kehidupan dan kematian,
Mengajariku tentang pertanyaan-pertanyaan,
Mengajariku tentang penjaga surga yang ramah,
Penjaga neraka yang murka,
Tentang para pandawa kehidupan,
Tentang Semesta yang bijak,
Tentang para penjaga alam batin yang patuh.
Buah surga mungkin bisa mengajakku menghilangkan duka,
para wanita-Mu bisa saja menjaga duniaku,
titipan-Mu bisa menjadi alasan Engkau ada,
tapi apakah ada yang lebih baik dari mengingat-Mu.?
Pertanyaanku membenturkan perputaran bumi dan langit.
Bagiku,
Meski bulan dan bintang dalam pangkuanku,
Engkau tetap menjadi awal dan akhir pencarian.
Begitulah,
Keherananku menjadi tatkala kau menyapaku dijalan raya,
Kau memanggilku pulang karena aku lupa bawah baju,
Meski terkadang robek dan rusak oleh ku,
Tapi baju-Mu bagaikan perisai tempur para ksatria.
Jaga dan akan ku jaga,
Setidaknya tak ku izinkan semut mengambilnya,
meskipun srigala mampu merebutnya kelak.
Aku bisa apa,
Hanya ini yang bisa ku perbuat,
Mengenang-Mu lewat sajak,
Memanggil-Mu lewat syair,
Memujamu lewat cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar