ketika nada telah sudi untuk beralun,
gerimis makna bersujud pada Tuannya,
gelombang sinar fajar meluapkan do'anya,
pelita semesta malam meniduri kesunyian,
angkuh tunduk pada pertapaan yang sempurna.
jangan bicara soal siapa yang benar ataupun salah,
bicaralah tentang kemanusiaan,
karena benar dan salah adalah kutukkan,
kutukkan terhadap kewajaran,
juga terhadap kenyataan,
dan akhirnya melahirkan penindasan,
sedangkan kemanusiaan adalah martabat dan kehormatan.
tibalah aku bertanya,
menciumi pundak siang dan malam,
sembari menerawang perbatasan kehidupan dan kematian,
lagu sederhana mulai terlantun,
bersama kata yang terucap,
kebisuan yang menyapa,
negeri para raja yang terlupa,
kecupan-kecupan masa silam yang mesrah.
kenapa mesti meragukan kebenaran,
kebenaran adalah akar semesta,
meski dipotong dia akan tetap tumbuh dan ada,
disetiap perut seorang ibu,
diselangkangan zaman,
dipergantian siang dan malam,
dan dia akan tetap benar meski dia tidak benar,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar